⟹ Internet Addiction ⟸
![]() |
Internet can bring positivity or negativity |
![](https://pic.sopili.net/pub/emoji/twitter/2/72x72/1f60a.png)
![](https://pic.sopili.net/pub/emoji/twitter/2/72x72/1f60a.png)
![](https://pic.sopili.net/pub/emoji/twitter/2/72x72/1f60a.png)
A. Apa itu Internet Addiction ?
Internet addiction pertama kali dikemukakan oleh Dr. Ivan Goldberg pada tahun 1996. Addiction menurut The Dictionary of Psychology (Corsini 2002) adalah terlalu tergantung pada zat, orang, aktivitas, prosedur (tata cara) yang memenuhi suatu kebutuhan yang kuat dan memaksa pada sesuatu atau secara umum internet addiction atau adiksi atau yang biasa
orang katakan "kecanduan" adalah gangguan yang terjadi akibat penggunaan
internet, dimana individu lebih banyak menghabiskan banyak waktu secara online
yang berakibat dapat mengganggu kegiatan atau aktivitas lain seperti belajar,
berinteraksi dengan keluarga, teman atau sahabat secara real atau nyata. Internet addiction
dapat mempengaruhi kehidupan seseorang menjadi pasif karena kecanduan yang
berada di dalam diri orang tersebut. Menurut Hovart (2005) addiction adalah
suatu unsur atau aktivitas yang berulang kali kita lakukan, dan kita rela untuk
membayar suatu harga atau menerima konsekuensi negative. Adapun seeorang yang mengalami kecanduan internet atau dalam istilah medis disebut Internet Addiction Disorder atau IAD.
B. Kriteria dalam mengenali penggunaan internet yang dapat dikatakan sebagai "Addiction".
Menurut Young (2004) yang telah mengembangkan delapan item kuesioner singkat dengan modifikasi kriteria untuk pathological gambling sebagai alat ukur dalam mengenali penggunaan internet yang menyebabkan addiction ada sebaga berikut :
- Merasa terikat terus dengan internet : pada umumnya kebanyakan remaja mengalami internet addiction dimana saat ia beraktifitas diluar jangkauan internet alias di dunia nyata, ia selalu merasa gelisah, tidak tenang, selalu memikirkan dan membayangkan kegiatan online yang tengah dilakukannya.
- Merasa membutuhkan tambahan waktu dalam penggunaan internet agar mendapatkan kepuasaan sesudahnya : dalam penggunaan internet yang tergolong addiction seseorang akan selalu merasa kurang puas dan ketagihan dalam dunia sosial medianya, mengapa? karena kecanduan tersebutlah yang membuat seseorang akhirnya susah lepas dari dunia maya tersebut.
- Berulangkali merasa gagal setelah berusaha untuk mengontrol dan membatasi : seseorang yang sudah bisa dikatakan candu akan susah untuk mengurangi apalagi membatasi waktu dalam penggunaan internet kecuali terdapat niat yang besar dalam mewujudkannya.
- Merasa memiliki waktu yang terbatas untuk beristirahat : penggunaan internet yang berlebihan atau addiction dapat mengubah pola hidp seseorang yang akan berdampak buruk bagi seseorang tersebut. Seorang internet addiction sering mengalami gangguan susah tidur, depresi atau sulit menyesuaikan diri ketika mencoba mengurangi penggunaan internet.
- Tetap online lebih lama dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya : seorang internet addiction akan susah dalam mengontrol penggunaan internet karena menurutnya online dengan waktu yang lama adalah kepuasaan tersendiri.
- Merasakan akan timbul bahaya atau resiko karena penggunaan internet : resiko yang akan dirasakan seorang internet addiction seperti kehilangan relasi suatu hubungan, pekerjaan, pendidikan atau kesempatan karir yang signifikan.
- Merasa harus berbohong pada orang - orang terdekat : kebiasaan buruk yang sering dilakukan seorang internet addiction adalah berbohong demi kepuasan tersendiri dimana ia lebih mementingkan urusan pribadi dibanding memikirkan orang lain.
- Menggunakan internet untuk melarikan diri dari masalah : dalam menghadapi masalah yang terjadi atau menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan misalnya seperti memiliki perasaan helpless, merasa bersalah, cemas, stress atau depresi seorang internet addiction dengan mudah melupakan sejenak permasalahannya bahkan menghabiskan waktu berlama - lama dalam menggunakan internet.
C. Faktor etiologi dalam internet addiction.
Kecanduan internet atau internet addiction dapat menimbulkan beberapa faktor termasuk faktor etiologi yang menyebabkan perilaku dari waktu ke waktu akan interaksi sosial menyimpang, faktor - faktor tersebut seperti :
1. Cognitive Behavioral Model
Cognitive Behavioral adalah emosional, fisiologis dan perilaku respon individu sebagai mediasi oleh persepsi mereka tentang pengalaman yang dipengaruhi oleh keyakinan mereka dengan cara karakteristik mereka berinteraksi dengan dunia serta pengalaman sendiri.
2. Neuropsychological Model
Neuropsychology adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi otak yang berkaitan dengan suatu perilaku yang terjadi pada individu.
3. Compensation Theory (Teori Kompensasi)
Memiliki pengertian sebagai strategi dimana satu menutup, sadar atau tidak sadar kelemahan, frustasi, keinginan, atau perasaan tidak mampu atau ketidakmampuan dalam satu bidang kehidupan melalui grafikasi.
Terdapat kompensasi positif yang dapat membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan, sedangkan kompensasi negatif terdapat dua jenis yaitu :
- Overcompensation yang ditandai dengan sebuah keunggulan yang menyebabkan berjuang untuk kekuasaan, dominasi, harga diri dan self devaluasi.
- Undercompensation mencakup permintaan untuk bantuan yang menyebabkan berkurangnya rasa keberanian dan rasa takut untuk hidup.
4. Situasional Factor (Faktor Situasi)
Faktor situasi adalah faktor dimana seseorang berada dalam kondisi dimana ia terdorong untuk melakukan sesuatu yang diinginkan, seperti teman sebaya hal ini biasanya terjad ketika seseorang secara sadar atau tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang dilakukan oleh kelompoknya atau dengan kata lain mengikuti apa yang dilakukan orang tersebut. ![Kecanduan Internet Sama Bahayanya Dengan Kecanduan Narkoba](https://news.ralali.com/wp-content/uploads/2019/01/shutterstock-671362471.png)
![Cara Mengatasi Kecanduan terhadap Internet (dengan Gambar)](https://www.wikihow.com/images_en/thumb/a/a4/Overcome-Internet-Addiction-Step-1-Version-2.jpg/v4-460px-Overcome-Internet-Addiction-Step-1-Version-2.jpg.webp)
D. Dampak negatif akibat penggunaan internet secara berlebihan.
E. Tindakan prefentif diantaranya adalah dengan melakukan kontrol diri. Kontrol diri menurut Chaplin (2006) merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh individu untuk membimbing tingkah lakunya agar dapat menekan impuls dari perilaku impulsif. Cognitive Behavior Theraphy (CBT) diperkirakan sesuai untuk mengatasi permasalahan internet addiction, dimana dalam penelitian Young (2007) berjudul "cognitive behaviour therapy with Internet Addicts : treatment outcomes and implications" menyatakan bahwa kebanyakan klien mulai dapat mengatasi masalahnya dengan mengikuti 8 sesi dari CBT. Terapi CBT mengkombinasikan terapi kognitif dan terapi perilaku dalam hal pemberian token economies dimana subjek mampu menurunkan durasi penggunaan internet dari rata - rata 6 jam 43 menit 34 detik/hari menjadi 2 jam 4 menit 34 detik selama terapi.
F. Bagaimana cara penanganan seorang yang mengalami Internet Addiction ?
Dalam menangani seorang yang mengalami internet addiction tidaklah mudah, karena dalam pengobatannya niat yang sungguh - sungguh harus tertanam pada diri orang tersebut. Adanya beberapa hal yang dapat mengurangi kecanduan internet dapat dilakukan seperti melakukan treatment dalam lingkup konseling keluarga, dukungan kelompok (teman atau sahabat), pendidikan dan orang sekitar yang dapat memhami dan mengerti aspek kepercayaan yang merupakan bagian penting dalam pemulihan yang sedang dijalani. Dalam treatment internet addiction berfokus pada moderasi dan kontrol penggunaan internet secara perlahan namun pasti, prosedur yang digunakan membutuhkan bantuan kelompok dimana jika seorang internet addiction mempunyai gangguan dalam biologisnya maka beberapa pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat antidepresan sesuai petunjuk dan arahan dokter. Dalam psikologi intervensi juga dapat membantu orang mengidentifikasikan pemikiran dan perasaan dimana dapat melakukan pendekatan secara interpersonal dengan melakukan keterampilan sosial atau keterampilan komunikasi yang bisa dilakukan dengan dukungan dari keluarga atau orang terdekat.
- Berkurangnya interaksi sosial secara langsung dengan keluarga, teman dan orang terdekat.
- Sering menunda pekerjaan.
- Mengalami insomnia atau susah tidur.
- Terganggungnya kesehatan mata dalam pengelihatan.
- Malas dalam melakukan kewajiban.
- Merasa takut, gelisah, cemas, bingung, bosan, was - was, dan panik saat tidak menggunakan internet.
- Menjadi seorang yang pasif dalam bergaul.
- Mendapat kemudahan dalam berkomunikasi.
- Membantu menyelesaikan tugas.
- Dapat mencari informasi dengan mudah dan cepat.
- Menambah atau memperluas jaringan pertemanan.
- Dapat bertukar kabar dalam jarak jauh.
E. Tindakan prefentif diantaranya adalah dengan melakukan kontrol diri. Kontrol diri menurut Chaplin (2006) merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh individu untuk membimbing tingkah lakunya agar dapat menekan impuls dari perilaku impulsif. Cognitive Behavior Theraphy (CBT) diperkirakan sesuai untuk mengatasi permasalahan internet addiction, dimana dalam penelitian Young (2007) berjudul "cognitive behaviour therapy with Internet Addicts : treatment outcomes and implications" menyatakan bahwa kebanyakan klien mulai dapat mengatasi masalahnya dengan mengikuti 8 sesi dari CBT. Terapi CBT mengkombinasikan terapi kognitif dan terapi perilaku dalam hal pemberian token economies dimana subjek mampu menurunkan durasi penggunaan internet dari rata - rata 6 jam 43 menit 34 detik/hari menjadi 2 jam 4 menit 34 detik selama terapi.
F. Bagaimana cara penanganan seorang yang mengalami Internet Addiction ?
Dalam menangani seorang yang mengalami internet addiction tidaklah mudah, karena dalam pengobatannya niat yang sungguh - sungguh harus tertanam pada diri orang tersebut. Adanya beberapa hal yang dapat mengurangi kecanduan internet dapat dilakukan seperti melakukan treatment dalam lingkup konseling keluarga, dukungan kelompok (teman atau sahabat), pendidikan dan orang sekitar yang dapat memhami dan mengerti aspek kepercayaan yang merupakan bagian penting dalam pemulihan yang sedang dijalani. Dalam treatment internet addiction berfokus pada moderasi dan kontrol penggunaan internet secara perlahan namun pasti, prosedur yang digunakan membutuhkan bantuan kelompok dimana jika seorang internet addiction mempunyai gangguan dalam biologisnya maka beberapa pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat antidepresan sesuai petunjuk dan arahan dokter. Dalam psikologi intervensi juga dapat membantu orang mengidentifikasikan pemikiran dan perasaan dimana dapat melakukan pendekatan secara interpersonal dengan melakukan keterampilan sosial atau keterampilan komunikasi yang bisa dilakukan dengan dukungan dari keluarga atau orang terdekat.
===========================================================================
Setelah membaca pembahasan mengenai internet addiction diatas terdapat kesimpulan yang bisa kita pahami adalah pada zaman millenial seperti sekarang ini, dimana dunia maya atau sosial media sangat berperan penting seperti membantu kehidupan seseorang, membuat suatu pekerjaan lebih mudah, menghemat waktu dan lain sebagainya. Sebagai seorang mahasiswa saya sangat membutuhkan internet dalam memenuhi tugas yang diberikan, jika sedang liburpun saya sering tidur larut malam karena merasa asik dengan sosial media maka dari itu sebaiknya kita sebagai manusia yang menciptakan adanya teknologi canggih ini tidak boleh terlena akan hal yang kurang baik karena "sesuatu yang berlebihan tidaklah baik" karena hal ini dianggap berlebihan maka akan menimbulkan hal buruk dalam kehidupan seseorang. Zaman yang sudah berkembang pesat ini menuntut kita agar lebih pintar dan bijak dalam menggunakan sesuatu. Thankyou~
Rahmawati, A. I. N (2018). Internet Addiction pada Remaja Pelaku Subtance Abuse: Penyebab atau Akibat?. Jurnal Bulletin Psikologi. Vol. 26(1) 64 - 70.
Raj, A. A. & Hakim, S. N. (2017). Dampak Kecanduan Internet (Internet Addiction) pada Remaja. Jurnal Prosiding Temu Ilmiah Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia. Hal 281 - 283.
Basri, H. S. (2014). Kecenderungan Internet Addiction Disorder Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Ditinjau dari Religiositas. Jurnal Dakwah, Vol. 24(2) 413 - 416.
Suprapto, M. H. Kecanduan Internet : Diagnosis, Assesmen, dan Intervensi. https://pdfs.semanticscholar.org/392d/cd03ff33dfb92158b41e6c244f39167aab9e.pdf
Raj, A. A. & Hakim, S. N. (2017). Dampak Kecanduan Internet (Internet Addiction) pada Remaja. Jurnal Prosiding Temu Ilmiah Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia. Hal 281 - 283.
Basri, H. S. (2014). Kecenderungan Internet Addiction Disorder Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Ditinjau dari Religiositas. Jurnal Dakwah, Vol. 24(2) 413 - 416.
Suprapto, M. H. Kecanduan Internet : Diagnosis, Assesmen, dan Intervensi. https://pdfs.semanticscholar.org/392d/cd03ff33dfb92158b41e6c244f39167aab9e.pdf
Komentar
Posting Komentar